Le déserteur
Boris VianINDONESIANO / INDONESIAN / INDONÉSIEN | |
LA CANZONE DEL DISERTORE composta da Boris Vian Signori Arconti, vi scrivo un’epistola che forse leggerete se ne avrete il tempo necessario. Mi avete infatti ordinato espressamente, in quanto cittadino ateniese, di partire da casa per andare a fare la guerra. Ma io, signori Arconti, sulla guerra ci sputo sopra: non sono stato generato da mia madre per essere un massacratore di povera gente. E bisogna una buona volta dire queste cose agli Arconti, seppure irati verso di me: ho deciso, per conto mio, di disertare l’esercito. Fin dall’infanzia ho visto la morte di mio padre, la partenza dei miei fratelli e le lacrime dei bambini; mia madre ha patito talmente tante cose che, oramai sepolta nella sua tomba, affronta i proiettili infuocati non curandosene e irride i vermi. Quando ero prigioniero di guerra mi hanno rubato mia moglie e, assieme a lei, la mia anima e tutto quel che avevo avuto nella vita; domani, avanti l’alba, chiudendo la porta sul naso di tutti gli anni precedenti, partirò da casa e mi metterò in cammino. Mendicherò il pane quotidiano per il paese, e andando verso il Peloponneso dirò a tutti quanti: rifiutate di obbedire a coloro che vi ordinano di partire da casa per andare alla guerra. Se infatti occorre versare il sangue, allora versate il vostro, signori: da voi certo non mi aspetterei una simile ipocrisia! Ma se mi manderete a cercare, allora dite all’astinomo [*] che sono un buon oplita [**] e che mi difenderò da voi. [*] Capo della polizia [**] Soldato addestrato al combattimento. | SANG PEMBELOT Wahai Presiden Akan ku tulis sebuah surat Yang mungkin akan kau baca Itupun jika kau ada waktu Telah ku terima sepucuk surat Surat Tugas Militer Untuk pergi ke medan perang Sebelum Rabu malam Wahai Presiden Aku tak akan pergi perang Sebab Aku berada di dunia ini Bukan untuk membunuh orang Bukan maksudku membuatmu marah Perlu ku katakan padamu Putusanku sudah bulat Ku kan pergi dari perang ini Semenjak lahir Ku menyaksikan ayah sekarat Ku melihat saudara-saudara pergi Dan tangis anak-anakku Ibuku begitu banyak menderita Ia kini berbaring dipemakaman Dan tertawa pada bom Dan tertawa pada cacing Saat ku dalam tahanan Ia mengambil istriku Ia mencuri jiwaku Dan setiap masa indahku Esok pagi Ku akan menutup pintu Dalam menghadapi tahun-tahun mati Aku akan pergi menuju jalan Aku akan mengemis untuk hidup Di jalanan Perancis Dari utara hingga selatan Seraya berkata kepada orang-orang Jangan patuh Jangan berperang Jangan pergi ke perang Jangan pergi Jika memang butuh darah [1] Silahkan berikan darahmu Kau dipersilahkan Wahai Presiden Jika kau memaksa Katakan pada pengawalmu Bahwa aku tidak akan memiliki senjata Yang dapat melukai |
[1] Maksudnya jika pengorbanan darah para tentara merupakan jalan satu-satunya, maka korbankan saja dirimu presiden. |